Laman

Selasa, 10 Juli 2012

Aku dan temen2ku


Resensi buku

Nama : Ariski Febriliani
NIM  : A. 310110147
Kelas : 2C
Tugas Akhir Membaca Komprehensif

Resensi Buku             
Judul Buku      : Kajian SOSIOLINGUSTIK
Pengarang       : Dr. R. Kunjana Rahardi           
Penerbit           : GHALIA INDONESIA
Tahun terbit     : Juli, 2010
Tebal               : 166 halaman
 Jenis Buku      : non fiksi

Kelebihan :
 Dalam buku Kajian sosiolinguistik, menguak dan mendeskripsikan hal-hal kode, pola kecengderungan alih kode dan unsur penentu yang dipakai dalam wacana jual-beli oleh anggota masyarakat tutur bilingual dan diglosik. dalam buku ini dapat menjadi sampel untuk penelitian bahasa yang difokuskan pada ihwal kode dan alih kode. Sangat bermanfaat bagi para mahasiswa sastra dan lainnya
  Kekurangan :
Buku Kajian sosiolinguistik terdapat kelemahan seperti tata bahasanya yang tidak mudah untuk dipahami, layout ,  beberapa tampilan huruf kurang besar,dan ada penulisan kata masih salah , sehingga para pembaca secara langsung tidak mengerti apa arti dalam bacaan tersebut.

Sipnosis Buku :
            Kajian Sosiolinguistik ihwal perkodean ternyata masih langka. Kenyataan ini pernah diungkapkan Poedjosoedarmo bahwa masalah perkodean hingga sekarang ini belum mendapatkan pemikiran yang serius, baik oleh linguis Indonesia maupun linguis luar Indonesia.
 Sosiolinguistik mengkaji bahasa dengan memperhitungkan hubungan antara bahasa dengan masyarakat, khususnya masyarakat penutur bahasa itu. Kajian Sosiolinguistik mempertimbangkan keterkaitan antara dua hal, yaitu linguistik untuk segi kebahasaannya dan sosiologi untuk segi kemasyarakatannya. Salah satu kajian yang terbilang masih langka dalam kajian Sosiolinguistik adalah ihwal perkodean.
Ihwal perkodean adalah masalah yang penting untuk diteliti dalam linguistik. Ihwal alih kode, pada dasarnya merupakan pemakaian secara bergantian dua bahasa atau mungkin lebih, variasi-variasi bahasa dalam yang sama atau mungkin gaya-gaya bahasanya dalam suatu masyarakat tutur bilingual.
Kode yang digunakan oleh masyarakat tutur bilingual dan diglosik dalam jual beli sandang meliputi: pertama, Bahasa. Mencakup bahasa Jawa dan bahasa non-Jawa.Kedua, Tingkat tutur. Mencakup tingkat tutur ngoko, madya, dan krama. Ketiga, Dialek. Mencakup dialek bahasa Jawa standar dan dialek bahasa Jawa non-standar. Keempat, Kode yang berwujud ragam dapat dipilah menjadi dua,yaitu ragam komunikasi ringkas dan ragam komunikasi lengkap.
 Ihwal kode yang dikatakan rumit itu menjadi semakin sulit dengan kenyataan semakin pesatnya perkembangan komunikasi beserta dengan jangkauannya. Berangkat dari gambaran kenyataan tersebut, dapat ditegaskan bahwa ihwal kode itu perlu segera diteliti, dikaji, dan diperiksa secara mendalam.